Toilet cowo cewe nyampur.
Minggu pagi tgl 28 September, setelah menempuh perjalanan selama 7 jam, menyusuri jalan bebas hambatan yang suuuuepi di sepanjang Swedia Selatan, tepat pukul 06.00 pagi, aku nyampe Oslo Norwegia. Tidur di Swedia, bangun di Norwegia, hehehe…!!! Saat itu, kami diturunkan disebuah pemberhentian bis. Kalo menurut tiket sih, nama pemberhentian ini adalah Oslo Gallerian. Aku yang baru saja bangun tidur dan mata masih “kriyip-kriyip” mulai menebarkan pandangan. Masih setengah sadar karena nyawa baru progress loading, badan juga masih pegel-pegel karena tidur dengan badan ditekuk-tekuk dikursi bis yang sempit ini, membuat aku perlu sedikit relaksasi biar gak otot “kecethit”. Aku lihat sekitarku dan mulai mencari teman-temanku yang sudah turun duluan. Kemudian aku mengemasi tas rangselku dan ikutan turun dari bis. Pagi itu di Oslo masih sangat pagi, hari masih sangat gelap. Artinya gak mungkin donk memulai penjelajahan Oslo dipagi buta kaya gini. Ntar dikira garong lagi. Akhirnya aku sama temen-temenku memilih “klesetan” di emper Oslo Gallerian. Jadi gelandangan sejenak. Biarin aja, biar gelandangan tapi khan gelandangan Oslo man…!!! Oslo Gallerian sendiri adalah terminal bis dimana disitu ada yang toko 24 jam dan meskipun masih pagi, banyak orang lalu lalang menunggu bis maupun turun dari bis. Sedangkan disebarang Oslo Gallerian ini terdapat stasiun kereta yaitu Oslo Sentralstasjon. Pagi mulai menjelang, mulut rasanya gak enak, my mouth full of Jigong, hehehe. Aku ambil sikat gigi dan pergi ke toilet. Ternyata masuk toilet disini juga mbayar. Hehehe. Tapi aku lupa mbayar berapa. Yang pasti mahal. Kalo nggak salah jika dirupiahkan mungkin skitar 10 ribu. Teman-temanku yang lain juga melakukan hal yang sama. Yang menarik disini toilet tidak dibedakan antara cowo sama cewe. Jadinya nyampur deh,….!!! Yang membedakan adalah toilet untuk orang cacat dengan orang normal.
Setelah kami selese semua bersih-bersih diri, lalu kami ber-8 aku, Jojo, Annie, Leony, Inez, Prabin, Saubhagya dan Hang ngumpul lagi, musyawarah membahas teknis ngelilingi Oslo secara “efektif” dan “efisien” mengingat perjalanan kami sangat singkat yaitu hanya 1 hari dan nanti malam kami harus kembali ke Swedia. Akhirnya dari hasil musyawarah tersebut kita putuskan untuk ikut tour guide aja, naik bis pariwisata keliling Oslo. Kemudian kami mencari Informasi untuk cari tahu dimana, agen perjalanan wisata di sekitar situ. Jojo yang membawa PDA yang kebetulan juga ada fitur wifinya mulai searching dan akhirnya menemukan posisi agen perjalanan wisata didekat kami berkumpul saat itu. Karena waktu itu masih jam 7 pagi dan kami yakin kantornya juga belum buka, kami akhirnya mencari sarapan dulu. Kami nyeberang jalan didepan Oslo Gallerian menuju Oslo Sentralsatsjon lewat jembatan penyebarangan, karena disitu katanya banyak orang jual makanan. Dasar arsitek semua, waktu lewat jembatan penyebangan itu kami semua take pictures, karena emang bentuk jembatan penyeberangan itu agak unik, bentuknya segitiga yang mlengkung gitu.
Sampe Oslo Sentralstasjon yang ternyata sangat luas ini, kami mulai mencari-cari “warung” yang kira-kira cocok buat perut kami. Seperti biasa, daripada makan yang enggak-enggak aku milih beli burger sama kentang serta jus jeruk, dimana lagi kalo gak di McDonald. Dan paling menjengkelkan, selama di Eropa aku paling BT kalo makan karena gak pernah nemu sambel. Yang mereka sediakan adalah Ketchup atau kecap. Tapi jangan harap nemu kecap dari kedele hitam seperti di Indonesia. Kecap yang mereka maksud itu adalah Mayones yang rasanya asiiiiiiin…!!!! Itupun harus beli terpisah dan jangan Tanya harganya bro,….mahal. Maklum kota termahal kedua didunia. Aku bayar pake Euro, males tuker-tuker uang lagi, karena setiap tukerin uang nilainya pasti turun. Toh mereka nerima juga Uang Euro, meskipun mereka punya mata uang sendiri yaitu NOK (Norway Kronor). Cuman lucunya mereka hanya mau nerima Euro yang kertas gak mau yang koin.
Oslo Sentralstasjon
Waktu aku makan, aku memilih makan sambil jalan-jalan mengelilingi Oslo Sentralstasjon. Temen-temenku yang duduk santai di depan McDonald menikmati makanannya masing-masing, aku pamiti mereka, supaya nggak ninggal aku, karena aku mo keliling terminal yang gede banget ini. Oslo Sentralstasjon ini kalo menurutku lebih tepat disebut Bandara daripada stasiun kereta, karena selain luas, juga penataan sirkulasi lalu lintas buat orang jalan lebih mirip Airport. Tapi ada satu hal yang emang Oslo Sentralstasjon ini patut disebut stasiun yaitu ada Gelandangannya, hehehe….!!!! Meskipun atmosfernya kayak airport, tapi dibeberapa sudut terminal masih terlihat kotor bahkan aku beberapa kali melihat kaum homeless tidur dikursi-kursi terminal dan tentunya hal itu merusak pandangan. Karena selain dandanannya yang awut-awutan, juga barang bawaanya yang bikin stasiun indah ini jadi nggak indah. Beberapa kali polisi stasiun membangunkan mereka. Dari beberapa Gelandangan yang dibangunkan oleh polisi tadi ada gelandangan yang kayaknya suami istri yang susah banget dibangunkan. Sepertinya mereka barusan mabuk habis minum-minuman keras. Saking susahnya untuk membangunkan mereka, butuh 2 polisi untuk menyingkirkan mereka. Karena pak polisi tadi membangunkannya dengan suara agak keras, akhirnya mereka bangun dan mengemasi barang-barangnya yang lebih tepat disebut rongsok’an. Dengan agak terhuyung – huyung si suami mengajak istrinya naik sepeda. Pak polisi itu, tiba-tiba menoleh ke arahku dan mengangkat kedua tangannya sambil mengernyitkan dahinya seolah berkata, “maaf ya, kami memang agak susah ngatur mereka”. Aku cuman heran kenapa dia mengernyit ke arahku, ternyata secara gak sadar cuman aku yang memperhatikan adegan tersebut, hehehe..!!. Gak usah malu pak polisi, dinegara saya juga banyak yang kayak gituan, mau???….hehehehe…!!!
Naik bis pariwisata keliling Oslo
Akhirnya akupun kembali menemui teman-temanku dan akhirnya kitapun berangkat menuju ketempat agen perjalanan. Tempatnya sangat dekat dengan Oslo Sentralsatsjon. Tapi kami harus nunggu setengah jam karena kantor tersebut baru buka jam 9. Nah saat itu baru jam setengah 9. Kemudian seperti biasa, kalo pas nunggu gini aku hunting foto, buat katalogku. Pas jam 9 kantor buka, dan kemudian kami tanya-tanya dan akhirnya kami sepakat ikut tour yang paling early yaitu jam 10. Tiketnya sekitar 900 ribu rupiah gitu tapi bisa mengunjungi 6 tempat yang terkenal di Oslo. Kami beli tiketnya dan langsung menuju tempat busnya ngetem. Wah, ngetemnya agak jauh juga, tapi gak papa sambil jalan-jalan jalanan Oslo yang masih sepi di Sunday morning ini. Akhirnya kami tiba di tempat bis pariwisata itu nunggu. Dan dari sinilah petualang kami dimulai. Kami naik bis tingkat. Seumur-umur baru sekali ini aku naik bis tingkat, meskipun gak dapet tempat duduk diatas. Tapi lumayan juga dibawah sini, ada mejanya. Wajahku aku hadapkan keluar dan mulai melihat kota Oslo. Sambil kameraku tak henti-hentinya memotret keluar ibukota Norwegia yang bernama Oslo, beda tipis ma kota di Jawa Tengah, Solo, hihihi…..!!!
Dulunya Oslo disebut Christiania dari tahun 1624 sampe 1878, kemudian disebut Kristiania dari 1878 sampe 1924. Nama Oslo sendiri baru resmi digunakan pada tahun 1925. Luas totalnya adalah 454 km2 dengan jumlah penduduk 573,388 jiwa. Jadi kepadatan per kilometer persegi adalah 1263 orang. Kota paling padat di Norwegia. Kota ini dulu dikenal dengan sebutan Tigerstaden (the City of Tigers) oleh seorang penulis bernama Bjørnstjerne Bjørnson sekitar tahun 1870. Karena Oslo dulunya tempat yang dingin dan berbahaya karena banyaknya pengemis yang menghiasi wajah kota pada waktu itu. Waktu aku kesana juga sering aku jumpai pengemis, yang masih tampak muda dan gagah. Aneh juga sebenernya, kota yang sangat teratur dan mempunyai pendapatan perkapita sangat tinggi dengan pemerataan pendapatan warganya, masih ada pengemis.
Menurut sejarah, Oslo didirikan pada tahun 1049 oleh King Harald Hardråde. Resmi menjadi ibukota pada masa pemerintahan Håkon V (1299-1319), yang merupakan raja pertama yang tinggal di Oslo. Namun, karena Norwegia bergabung dengan Denmark, setelah tahun 1319, pemerintahan Oslo berpindah ke Denmark, dan baru pada tahun 1814, setelah Norwegia memisahkan diri, Oslo kembali menjadi ibukota Norwegia. Saat ini Oslo merupakan pusat pemerintahan, politik, pendidikan, budaya dan nadi perekonomian Norwegia. Kondisi Geografi Oslo dikelilingi oleh bukit-bukit yang hijau dan gunung-gunung. Kota ini cukup unik karena mempunyai 40 pulau, yang terbesar Malmøya (0.56 km2), dan 343 danau, yang terbesar adalah Maridalsvannet (3.91 km2) serta beberapa sungai. Titik tertinggi Oslo berada di Kirkeberget yaitu 629 meter.
The Holmenkollen Ski Jump
Wahana ini terletak di Holmenkollen Oslo, yang masih sering mengadakan kompetisi ski jump. Merupakan tempat kompetisi ski jump tertua kedua didunia setelah kompetisi yang diadakan oleh local club yang bernama Medicinernes Skiklub Svartor di dekat Seterkollen. Bayangin aja…perlombaan pertama di tempat ini diadakan pada tanggal 31 januari 1892. Seratus tahun lebih. Bangunan ini sudah 18 kali direnovasi dan terakhir pada tahun1982. Sekarang wahana ini tingginya 60 m dari tanah dan 417 dari permukaan air laut. Record lompatan terjauh di Holmenkollen Ski Jump saat dipegang oleh Tommy Ingebrigsten dari Norwegia yang dicatatnya pada tanggal 25 Januari 2006.Setiap tahun lebih dari 1 juta turis mengunjungi wahana ini. Dari tempat ini kita bisa melihat pemandangan kota Oslo dan Oslofjord. Ditempat ini pula terdapat Museum Ski yang paling tua didunia karena dibangun pada tahun 1923. Posisinya persis dibawah wahana ini. Dimuseum ini katanya juga terdapat sebuah permainan virtual kayak wahana 3 D di Ancol. Di permainan ini kita bias merasakan serunya meluncur dari ujung sky jump, sampe merasakan terbang di udara. Tentunya semuanya itu virtual. Sayang waktu aku dan temen-temenku kesana, gak sempet nyobain permainan ini. Waktu yang diberikan oleh tour guide cuman 15 menit.
Ketemu orang Indonesia
Waktu aku didalam museum ini aku ketemu orang Indonesia. Sebenernya waktu diluar museum, aku sudah tahu, kalo ada rombangan orang Indonesia. Soalnya waktu mereka lagi potret-potret mereka selalu teriak “ satu, dua, tigaaaaa!!!!!!! Pastilah orang Indonesia. Pikirku, hehehe!!! Setelah masuk kedalam museum, aku samperin mereka yang lagi belanja souvenir.
“Dari Indonesia ya pak???? Tanyaku retoris banget, karena sebenernya jawabnya pasti iya,….hehehe,… wong nanyak aja uda pake bahasa Indonesia.
“Iya mas!!!,…Mas-nya.dari Indonesia juga ya…??? Sebuah pertanyaan yang juga tak kalah “aneh dan gak penting banget” meluncur dari mulut orang yang aku tanyain tadi.
“iya pak !’ jawabku singkat kemudian kami teruskan dengan percakapan ringan seputar perjalanan kami. Kemudian aku pamitan soalnya bis-nya udah mau jalan lagi menuju Vigeland Sculture Park.....
Vigeland Sculture Park
Vigeland Sculpture Park adalah sebuah taman kota yang cantik sekali. Merupakan bagian dari of Frogner Park, yang lokasinya sekitar 3 km barat daya dari pusat Oslo. Taman ini luasnya 320,000 m2 dan yang menarik adalah ditaman ini terdapat 212 patung dari perunggu dan granite sculptures yang semuanya didesain oleh Gustav Vigeland. Waktu aku disini, gak henti-hentinya aku motret karena patung-patung kebanyakan Nude Sclupture, alias patung telanjang. Aku yakin kalo patung-patung ini ada di Indonesia, pasti uda kena RUU pornografi. Ada bagian paling penting ditaman
ini adalah Tugu yang cukup tinggi yang kalo dilihat dari dekat, tugu yang mereka namai, the monolith itu adalah tumpukan Manusia. Wah keren pokoknya. Kalo ke Oslo, harus kesini kayaknya. Kemudian kami susuri taman-taman yang lain. Landscape-nya luar biasa indah. Kayak ditaman istana kalo dipilem-pilem. Pada waktu kami kesana, pas rame, karena hari minggu. Pokoknya taman ini asyik abis. Sayangnya waktu kami tidak banyak. Tidak sempat menikmati. Hanya memotret aja. Itupun rasanya belum semua sudut taman bisa kami potret. Kami menuju bis dan melanjutkan perjalan ke Museum Ship Viking.
Viking Ship Museum
Berada di Bygdøy Oslo, Viking ship museum ini adalah bagian dari Museum of Cultural HistoryUniversity of Oslo, dan merupakan tempat menyimpan Kapal Viking asli dari Tune, Gokstad, and Oseberg dan bukan replica. Dulunya aku cuman mendengar aja tentang Viking dan sekarang, wooow liat kapal aslinya. Gak gitu besar sih kapalnya dan beberapa bagian juga sudah hilang. Tapi figure kapalnya secara keseluruhan masih terlihat. Pada tahun 1913 seorang professor dari Swedia Gabriel Gustafson membuat sebuah bangunan khusus yang dieruntukan untuk meyimpan segala benda-benda yang pernah ada pada zaman Viking yaitu antara akhir abad 19 sampai awal abad 20. of the beberapa koleksi kapal Viking milik Universitas Oslo dimasukkan kedalam bangunan ini. Kami disini tidak terlalu lama mungkin sekitar 20 menit gitu. Aku sendiri kurang bisa menikmati museum ini. Bukan karena tidak tertarik atau tidak
bagus, tapi lebih karena aku gak tahu sejarahnya. Jadi blank aja dengan apa yang diucapkan oleh tour Guide. Akhirnya aku hanya poto-poto sebentar dan kembali keluar dari museum yang sederhana ini karena kami akan mengunjungi 2 musem lagi yaitu Kontiki Museum dan Fram Museum dan semuanya museum kapal. Ya memang harus dipahami Norwegia punya banyak museum kapal karena nenek moyang mereka memang seorang pelaut.
Kon Tiki Moseum
Kon-Tiki adalah raft atau rakit yang digunakan oleh penjelajah dari Norwegian dan penulis Thor Heyerdahl pada tahun 1947 yang melakukan ekspedisi menyebarangi samudra pacific dari amerika selatan sampai ke kepulauan Polinesia. Meski mereka menyebutnya rakit, jangan dibayangkan rakit yang kecil kayak “gethek” gitu. Bentuknya sangat besar mungkin sebesar Parahu Pinisi milik bangsa kita tercinta ini. Cukup susah juga motret didalam muse mini. Karena lighting yang temaram, membuat kameraku gak mampu merekam gambar secara sempurna karena blitz-nya juga gak mampu melawan intesitas cahaya yang minim didalam museum. Disengaja kali ya, biar yang bawa kamera tetep kesulitan mendapatkan gambar-kapal yang bersejarah ini. Diarea museum ini ada 2 museum. Letaknya berhadap-hadapan. Namanya Fram Museum. Ini juga museum kapal. Kami jalan kaki menuju museum itu.
The Fram Museum
Museum Fram ini juga merupakan museum kapal. Bedanya dengan kon tiki adalah, kapal yang dimuseumkan disini adalah kapal yang digunakan untuk ekspedisi ke kutup utara Diresmikan pada tanggal 20 mei 1936 dan didedikasikan untuk 3 penjelajah kutup dari Norwegia yaitu Fridtjof Nansen, Otto Sverdrup and Roald Amundsen. Dimuseum ini baik kapal maupun interior kapalnya masih asli dan lengkap dan asyiknya kita boleh masuk kedalam. Kesempatan ini tidak aku sia-siakan untuk masuk kedalam kapal tersebut. Yang agak ngeri adalah dalam kapal tersebut terdapat kandang beruang. Dan Seperti biasa setelah agak lama di museum ini, tour guide uda bengok-bengok, neriakin peserta tur buat segera masuk bis, karena kami akan segera mengunjungi object terakhir yaitu Oslo Opera House.
The Oslo Opera House
Seperti di Sydney-Australia dan kebanyakan kota-kota besar didunia yang mempunyai sebuah building berjudul Opera. Begitu juga di Oslo. Menurut bahasa Norwegia, Oslo Opera house disebut Operahuset adalah the Norwegian National Opera and Ballet building, dan satu-satunya national opera theatre in Norwegia. Berada in Bjørvika, tengah kota Oslo, atau diujung Oslo fjord. Opera ini dimikelola oleh pemerintah setempat. Arsitek dari bangunan cantik ini adalah dari firma Snøhetta dari Norwegia yang juga merancang the Bibliotheca Alexandrina (the Library of Alexandria) di Mesir. Akustik dan Theatre didalamnya didesain khusus oleh gabungan 2 konsultan spesialis akustik BrekkeStrandArup yang merupakan joint venture antara konsultan lokal Brekke Strand Akustikk and international acousticians Arup Acoustics. Dan kontraktornya Veidekke Luas total bangunan ini adalah 38,500 m² and yang menampung 1,100 ruang. Theatre-nya terdiri 1,350 kursi dan 400 kursi lainnya diatas. Total Jendral bangunan ini menelan biaya 4.4 milyar NOK, tapi 300 juta NOK lainnya under budget. Pembangunanya baru saja selese tahun 2007 yang lalu dan resmi digunakan untuk pertunjukan pada tanggal 12 April 2008.Wah,….bangga juga bias melihat opera ini dutahun pertamanya. Aku sama-temen-temenku puas-puasin motret disini, karena masuk gak bayar. Dan kita bias naik keatapnya.
Akhirnya berakhir juga petualanganku di Oslo. Capeknya gak ketulungan tapi asyik berat bisa liat hal-hal yang sebelumnya gak pernah aku lihat. Kami ber-8 memutuskan untuk berjalan menyusuri sore di Oslo yang belum menggelap menuju Oslo Gallerian. Sampe disana, kami menunggu malam sambil mencari warung buat ngisi perut kami yang mulai kosong. Tepat malam hari jam 11 Bis datang dan kami pun kembali ke Swedia dengan bermalam di Bis. Wonderful jurney,……