Oleh : Rudy Dewanto, Arsitek
Bagi arsitek merancang dilahan bujur sangkar merupakan salah satu lahan yang paling mudah digarap dibandingkan harus merancang dilahan seperti segitiga atau bentuk-bentuk lahan yang tidak beraturan lainnya. Dibawah ini sebuah lahan yang persis beukuran 14 m x 14 m. Terletak pada kavling pojok (hoek) dan pemilik menginginkan huniannya mempunyai dua muka.
Hal lain yang memudahkan bagi saya adalah desain ini diaplikasikan pada lahan kosong yang benar-benar membuat saya bisa bebas menentukan berbagai macam elemen desain tanpa harus terhalang oleh hal-hal lain yang kadang sangat menyulitkan seperti jika saya mendapat proyek renovasi, dimana terkadang saya tidak boleh bongkar ini itu. Kali ini saya memulai desain benar-benar dari nol, atau seperti menggambar dikertas kosong.
Pertama saya tentukan garis sempadan bangunannya adalah 2 meter, karena jalan didepan rumah kurang lebih lebarnya hanya 5 meter. Kemudian saya posisikan teras dan ruang tamu diujung kavling yang langsung menghadap 2 jalan. Ruang keluarga, saya letakkan ditengah-tengah sebagai area utama dimana segala aktivitas keluarga akan terlihat dari sini, karena dari ruang kelurga inilah, penghuni bisa ke mushola, ke ruang makan, ke garasi, naik ke lantai 2, ke ruang belakang dan juga bisa mengakses semua kamar yang ada di lantai 1.
Setelah itu, saya desain lantai 2 dengan konsep khusus sebagai area privat dimana saya juga meletakkan kamar tidur utama di lantai 2 ini (sebenarnya sih, sesuai keinginan pemiliknya,…). Selain kamar tidur utama masih ada 2 kamar lagi yang mempunyai luasan yang sama yaitu 16 m2. Dan sebagai taktik untuk menambah kesan luas dan besar saya buka sebuah void yang terlihat dari ruang keluarga dilantai 1. Strategi ini juga merupakan kiat untuk mendapatkan kesan “menyatukan lantai satu dengan lantai dua.


Untuk tampilan, saya mengikuti tren yang sedang berjalan sampai saat ini yaitu minimalis dengan meminimalkan ornamen-ornamen dinding tapi menciptakan permainan geometris pada dinding-dinding fasade tersebut. Sengaja saya membuat banyak jendela sebagai bukaan cahaya dan sirkulasi udara, karena pemilik menginginkan rumah ini nantinya tidak gelap dan tanpa air conditioner.
Bagi arsitek merancang dilahan bujur sangkar merupakan salah satu lahan yang paling mudah digarap dibandingkan harus merancang dilahan seperti segitiga atau bentuk-bentuk lahan yang tidak beraturan lainnya. Dibawah ini sebuah lahan yang persis beukuran 14 m x 14 m. Terletak pada kavling pojok (hoek) dan pemilik menginginkan huniannya mempunyai dua muka.

Pertama saya tentukan garis sempadan bangunannya adalah 2 meter, karena jalan didepan rumah kurang lebih lebarnya hanya 5 meter. Kemudian saya posisikan teras dan ruang tamu diujung kavling yang langsung menghadap 2 jalan. Ruang keluarga, saya letakkan ditengah-tengah sebagai area utama dimana segala aktivitas keluarga akan terlihat dari sini, karena dari ruang kelurga inilah, penghuni bisa ke mushola, ke ruang makan, ke garasi, naik ke lantai 2, ke ruang belakang dan juga bisa mengakses semua kamar yang ada di lantai 1.
Setelah itu, saya desain lantai 2 dengan konsep khusus sebagai area privat dimana saya juga meletakkan kamar tidur utama di lantai 2 ini (sebenarnya sih, sesuai keinginan pemiliknya,…). Selain kamar tidur utama masih ada 2 kamar lagi yang mempunyai luasan yang sama yaitu 16 m2. Dan sebagai taktik untuk menambah kesan luas dan besar saya buka sebuah void yang terlihat dari ruang keluarga dilantai 1. Strategi ini juga merupakan kiat untuk mendapatkan kesan “menyatukan lantai satu dengan lantai dua.


